Siapa tak kenal Dota 2, game yang sudah dimainkan hampir 1,2
juta orang. Game ini jadi salah satu game dengan genre MOBA terpopuler di luar dan dalam negeri.
Terlebih kehadiran turnamen Dota 2 terbesar di seluruh dunia, The
International, menambah heboh game ini. Namun tahukah kamu Dota 2 awalnya
bahkan bukanlah sebuah game yang berdiri sendiri? Lebih lanjutnya simak ulasan
sejarah Dota 2 dari Dunia Games:
Kejayaan Starcraft dan Aeon of Strife
Embrio dari video game Defense of the Ancient atau Dota datang dari modifikasi game Starcraft
Brood War buatan
salah seorang pengguna. Map modifikasi tersebut bernama Aeon of Strife atau AoS. Dalam AoS pemain
mengendalikan satu karakter dengan tujuan utama AoS adalah menghancurkan
bangunan kunci milik pemain musuh. Untuk mencapai tujuan tersebut pemain
dibantu oleh pasukan yang dikendalikan AI bernama “creep”.
Dari situlah muncul game bergenre MOBA untuk
pertama kalinya, sebuah genre yang terlihat seperti gabungan Real
Time Strategy dan Role
Playing Game dengan
tambahan aksi di dalamnya. Pada era AoS konsep
permainan masih sangatlah sederhana, tak ada level karakter hero dan bahkan tak
ada skill-skill unik tertentu. Pemain hanya bisa memperkuat karakter dengan
cara upgrade menggunakan gold yang dikumpulkan dari membunuh “creep”.
Munculnya Warcraft 3 dan Lahirnya Dota
Pada tahun 2002 Blizzard
Entertainment merilis Warcraft 3: Reign of Chaos. Game ini membuat
kehebohan tersendiri di kalangan modder (penggiat modifikasi sebuah game)
Starcraft. Dengan game engine yang lebih baik dari Starcraft ditambah tools
modifikasi yang lebih luwes menjadi salah satu penyebab kehebohan Warcraft 3 di
kalangan modder Starcraft.
Pada saat inilah datang Eul, salah
seorang modder yang berusaha membuat ulang AoS ke dalam engine Warcraft
3: ROC dengan
menggunakan nama Defense of the Ancients atau Dota. Ketika
masih ditangan Eul, Dota masihlah dalam tahap Alpha. Belum ada PvP lima lawan
lima, hanya ada lima pemain melawan lima karakter hero yang dikendalikan oleh
AI.
Kisah Dota pun Berlanjut
Setelah beberapa lama mencoba
mengembangkan Dota, Eul mendadak hilang dari komunitas modder. Lalu datanglah
seorang pengguna bernama Guinsoo dan Pendragon yang melanjutkan pengembangan
proyek Dota. Mereka memodifikasi Dota milik Eul dan membuat Dota versi mereka
sendiri yang berjudul Dota: Allstars. Dota: Allstars ini yang menjadi map Dota yang umum
kita mainkan di Warcraft 3.
Seiring waktu jumlah pemain semakin
banyak, pada saat inilah Guinsoo dan Pendragon mengajak Icefrog juga Neichus
untuk turut membantu pengembangan proyek Dota. Berawal dari versi 4.xx, Guinsoo
dan Pendragon terus terlibat dalam proyek Dota sampai versi 5.xx. Pemain
semakin banyak dan kompetisi pun jadi bermunculan, sampai akhirnya map versi
5.84c v2 jadi map Dota paling stabil yang digunakan untuk kompetisi.
Pada versi awal map Dota, masih
banyak hal yang belum muncul dalam game ini. Karakter Roshan baru muncul pada
map versi 4.0a ketika Guinsoo pertama kali mengembangkan Dota. Beberapa hero
seperti Tidehunter, Ursa Warrior, Atropos the Bane Elemental, Keeper of the
Light, Tinker, Ogre Magi, Pudge, dan Sand King bahkan baru diperkenalkan pada
map 5.xx.
Icefrog dan Dota 2
Tahun 2005 setelah perilisan map
Dota versi 6.00. Guinsoo dan Pendragon memutuskan untuk berhenti dari dunia
modifikasi map. Proyek DotA pun akhirnya diteruskan oleh Icefrog sejak map
versi 6.01. Memasuki tahun 2009 diketahui Guinsoo dan Pendragon ternyata
bergabung dengan Riot Games dan
membuat League of Legends. Meski
begitu Icefrog masih terus memilihara map Dota sampai sekitar tahun 2010.
Tahun tersebut jadi titik tolak
perkembangan Dota. Icefrog mengumumkan bahwa dirinya telah dipercaya oleh Valve
untuk mengembangkan sekuel Dota yang berdiri dalam sebuah game sendiri bernama Dota 2. Tak seperti League
of Legend ataupun Heroes of Newerth, Valve meyakinkan bahwa Dota 2 akan sama persis
layaknya Dota. Sehingga para pemain lama tak perlu dikhawatirkan harus
mempelajari mekanisme game dari awal lagi.
Kisah Dota Berlanjut di Dota 2
Pada 9 Juli 2013, Dota 2 akhirnya
resmi terbuka untuk dimainkan secara umum. Modifikasi map Warcraft 3 tersebut
pun akhirnya melanjutkan kisahnya dalam kemasan baru yaitu Dota 2. Sampai saat ini Dota 2 masih
jadi salah satu game MOBA favorit. Di luar dari perdebatan yang
ada di dalam komunitas, tetap saja Dota berkembang berkat antusias
komunitasnya. Bahkan turnamen The International pun bisa jadi besar berkat
dukungan komunitas yang turut menyumbang total hadiah yang didapatkan melalui
Compendium.
Sampai saat ini sudah sangat banyak
sekali perubahan yang terjadi pada Dota 2, mulai dari layout map, mekanisme hero,
item-item baru dan lain sebagainya. Meski begitu perubahan-perubahan inilah
yang membuat Dota tetap
menarik dimainkan sampai saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar