This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 08 Juli 2018

Menerima Kegagalan Dengan Waktu Yang Tepat

Mengalami kegagalan dalam sebuah bidang, tentu bukan sebuah perkara yang menyenangkan untuk dirasakan. Ini bahkan bisa menjadi sebuah hal yang sangat menyakitkan dan membuat kita terpuruk di dalam hidup, di mana kita bisa saja tak lagi memiliki semangat dan juga rasa percaya diri yang cukup untuk bangun dan segera bangkit dari kegagalan tersebut. Tapi taukah Anda, dengan menerima kegagalan dapat membuat kita jauh lebih baik lagi.
Kegagalan bisa saja dialami oleh siapapun, bahkan mereka yang telah memiliki segudang keberhasilah di dalam hidup mereka. Artinya, kegagalan merupakan hal yang sangat manusiawi dan sangat wajar terjadi, di mana saja dan kapan saja, semua orang akan memiliki peluang yang sama untuk mengalami kondisi seperti ini. Jika ternyata begitu, maka akan sangat berlebihan jika kita mengerutuki diri sepanjang waktu kerena sebuah kegagalan yang pernah kita alami, bukan?
Meski gagal, hidup ini masih tetap berjalan
Ada kalanya kita begitu bersemangat dan begitu yakin akan sukses dalam sebuah pekerjaan yang kita lakukan. Kita mengupayakan semua yang terbaik yang kita mampu dan tentunya mengharapkan sebuah keberhasilan atas hal itu. Atau, kita telah berada beberapa senti saja dari titik keberhasilan yang sangat kita impikan. Namun, secara tidak terduga, sebuah kegagalan tiba dengan sempurna.
Lalu, apakah hidup berakhir atas kejadian tersebut?
Tentu saja tidak, kita masih akan tetap bernapas, merasa sedih dan mungkin terpuruk atas kegagalan yang baru saja kita rasakan. Kita juga mungkin akan merasa menjadi sosok yang tidak berguna, dan akan selalu dipandang sebagai orang yang tidak mampu oleh lingkungan sekitar kita, meskipun yang terakhir ini tidak selalu benar.
Cobalah untuk menerima kegagalan tersebut dengan benar, di mana kita bisa melihat hal ini sebagai sebuah pelajaran. Ketahui dengan jelas apa saja yang membuat kita gagal, sehingga kelak kita tidak akan mengulangi hal yang sama kembali. Semua orang tentu pernah gagal, bahkan mereka yang sekarang telah mencapai kesuksesan sekalipun.

Belajar Untuk Memilih Dan Berjuang

Ada banyak hal yang akan membuat kita seringkali mengalami sebuah kegagalan di dalam hidup ini, baik itu hal yang sengaja kita lakukan atau berbagai hal lainnya yang terjadi dan kita lakukan tanpa kita sadari. Namun pada dasarnya, semua hal ini bisa saja membuat kita selalu terpuruk dan tidak bisa melangkah maju untuk meraih berbagai keberhasilah di dalam kehidupan kita.
Berbagai hal yang kita lakukan tersebut, bisa saja menjadi sebuah kebiasaan yang sangat sulit untuk ditinggalkan. Padahal seringkali kita sadar dengan kenyataan yang ada, di mana berbagai kebiasaan inilah yang selalu menjadi sebuah hambatan bagi kesuksesan kita di dalam hidup ini. Namun, kita tak kunjung berubah dan meninggalkannya, justru kita seringkali kembali dan kembali mengulangnya. Ini tentu sama saja dengan selalu mengulang kegagalan, bukan?
Tanggalkan kebiasaan buruk dan tidak bermanfaat
Hal pertama yang harus kita lakukan untuk sebuah perubahan di dalam hidup kita adalah dengan menanggalkan berbagai macam kebiasaan buruk yang kita miliki selama ini. Ini bisa saja menjadi sebuah pekerjaan yang sangat tidak mudah, sebab berbagai kebiasaan tersebut telah melekat dan menjadi bagian dari diri kita sendiri, sehingga sangat wajar jika orang akan begitu sulit untuk mengubah berbagai kebiasaan buruk di dalam dirinya.
Entah suka atau tidak, pada dasarnya kita memang seringkali tidak menyadari jika kita telah memelihara banyak kebiasaan yang merugikan diri kita sendiri, misalnya: senang membuang-buang waktu dan menunda pekerjaan, tidak disiplin dan suka membuang banyak kesempatan, boros dan tidak perhitungan, serta berbagai hal lainnya yang tidak berguna namun seringkali kita lakukan. Kita telah terbiasa dan begitu nyaman menjalani ini dalam kurun waktu yang sangat panjang dan bahkan mungkin hampir seluruh hidup kita. Meninggalkan berbagai kebiasaan ini, sudah pasti sama dengan meninggalakan kenyamanan diri kita sendiri, siapkah kita untuk melakukan ini?

Tataplah Masa Depan, Hiduplah Sekarang Dan Bukan Di Masa Lalu

Ini bukan sebuah cerita belaka, namun sebagain dari kita memang mengalami hal seperti ini di dalam kehidupan ini. Kita seolah tidak memiliki gairah yang besar untuk sebuah keberhasilan, dan seakan-akan hanya menjadi seorang penggembira saja di berbagai kesempatan baik yang kita temukan di dalam kehidupan kita.
Di saat sebagian orang berpacu untuk meraih dan mengejar mimpi-mimpi mereka akan masa depan yang cerah, beberapa yang lainnya justru hanya berada di titik yang sama untuk beberapa waktu yang cukup panjang. Mereka tetap hidup dan menjalani hidup sebagaimana yang lainnya, namun mereka tidak pernah beranjak dan selalu berada pada titik yang sama, meskipun mereka memiliki kesempatan yang luas untuk melakukannya. Lalu, apa yang sebenarnya sedang kita lakukan?

Tidak menerima kenyataan dengan hati lapang

Ada banyak orang yang mengalami kegagalan, bahkan meski pada akhirnya mereka berhasil dalam sebuah bidang, namun mungkin saja mereka telah mengalami berbagai kegagalan sebelum meraih keberhasilan tersebut di dalam genggaman. Hal ini bisa dialami siapa saja, bahkan oleh kita juga. Namun yang kemudian menjadi pembeda adalah bagaimana kita menyikapi dan menerima kegagalan tersebut sebagai sebuah hal yang positif untuk kehidupan kita saat ini, atau bahkan untuk kehidupan kita di masa yang akan datang.
Meski menyadari kegagalan yang telah terjadi, sebagian dari kita memilih untuk tetap berada di sana dan tidak beranjak ke mana-mana. Membiarkan diri selalu terpuruk dan seolah berupaya untuk mengingkari kegagalan yang telah terjadi, itulah hal yang sering kita lakukan. Bersikap seolah semuanya baik-baik saja, dan menyamankan diri pada kegagalan-kegagalan yang sama. Kita tidak pernah benar-benar bangkit dan memberi kesempatan diri kita sendiri untuk menjadi lebih baik lagi. Ini tentu sebuah tindakan yang salah, bahkan sangat fatal.

Jangan Memaksa, Karena Sesekali Kamu Akan Merasa Rapuh Juga

Menjadi sosok yang tangguh dan begitu kuat, tentu menjadi harapan banyak orang, mungkin termasuk kamu juga. Kamu akan berupaya dengan keras untuk selalu kuat menghadapi berbagai tantangan di dalam hidupmu, bahkan berbagai masalah terberat sekalipun yang mungkin saja muncul setiap saat. Tahan banting dan selalu siap menghadapai berbagai tantangan, mungkin itulah gambaran yang tepat untukmu.

Ada banyak orang yang memiliki kepribadian seperti ini, di mana mereka pada umumnya memang memiliki kemampuan dalam mengatasi berbagai hal sulit di dalam kahidupannya. Tidak suka mengeluh dan selalu memiliki segudang solusi untuk setiap permasalahan yang mereka hadapi. Semua akan terasa mudah di dalam pandangan mereka, sebab orang-orang seperti ini adalah mereka yang memiliki motivasi yang tinggi dan juga rasa percaya diri yang mumpuni. Namun, apakah mereka tidak pernah “jatuh” dan terpuruk?

Kamu bukan robot
Hidup memang tidak selalu mudah, bahkan untuk seseorang seperti kamu yang memiliki kepribadian tangguh dan kuat. Akan selalu ada masa di mana kamu begitu lelah dan merasa tidak mampu untuk menghadapi berbagai masalah, terutama jika masalah tersebut datang secara bertubi-tubi. Kamu tidak akan mengalami fase yang sama di dalam hidup ini, sebab waktu dan kebutuhan lainnya akan membawamu kepada masa-masa dan juga kondisi yang berbeda, itulah hidup yang sesungguhnya. Hidup yang berwarna dan memiliki banyak misteri yang belum tersingkap di depan matamu.
Untuk menjalani hidup yang seperti ini, sebesar apapun persiapan yang kamu miliki tidak akan pernah cukup, bahkan meski kamu telah menempa mental baja di dalam dirimu. Selalu ada waktu di mana kamu merasa lemah dan terpuruk, dan itu sesuatu hal yang sangat wajar, sebab kamu ini manusia, bukan?

Ingatlah Jangan Pernah Menilai Sesuatu Hanya Dari Luarnya Saja

Sangat mudah memang memberikan komentar atau menilai sesuatu hanya dari luarnya saja, karena hal tersebut merupakan sikap yang seringkali kita tunjukkan dalam kehidupan ini. Bukan hanya kepada sesuatu yang kita lihat saja, namun hal ini bahkan sering kita lakukan pada seseorang yang kita temui di dalam kehidupan kita. Ini tentu sebuah kebiasaan yang buruk, di mana kita begitu mudah menilai dan memberikan komentar tentang seseorang, yang bahkan bisa saja tidak kita kenal sama sekali.
Meski kita memiliki kebebasan untuk melakukan hal ini, namun bukan berarti kita bisa menilai dan mengomentari semua orang dan hal yang kita temui di dalam kehidupan kita. Bagaimana jika ternyata kita salah, atau bahkan dipermalukan atas apa yang telah kita ucapkan tersebut, sebab suatu saat bisa saja kita menemukan titik di mana kita harus belajar.

Belajar dari kisah Bob Sadino

Pengusaha yang satu ini tentu begitu sangat familiar bagi sebagian orang, terutama karena penampilannya yang begitu santai dan terkesan nyeleneh. Namun, penampilannya ini justru seringkali membuat orang salah sangka dan bahkan salah menilai tentang beliau, hingga tak jarang orang justru tertipu dengan penampilannya tersebut.
Seperti suatu pagi, di mana beliau sedang asyik memegang gunting dan memotong ranting tanaman yang terdapat di tamannya. Sebagaimana biasanya, beliau akan mengenakan sebuah kemeja lengan pendek dan lengkap dengan celana pendek yang menjadi ciri khas penampilannya yang sederhana.
Di tempat yang sama, seorang ibu mendatangi taman bersama dengan seorang anaknya. Ia berniat untuk memasuki area perkantoran elit tersebut, namun hari masih terlalu pagi, sehingga ia dan anaknya memilih untuk menikmati suasana pagi di taman yang asri itu. Ibu berusia 40an tersebut dud2uk di kursi taman sambil sesekali menyeka wajahnya dengan tisu, selanjutnya ia membuang tisu tersebut secara sembarangan di taman itu.
Pemilik taman yang hanya berjarak beberapa langkah saja dari sana, datang dan memungut tisu tersebut serta membuangnya ke tempat sampah. Namun seolah senang dan belum puas melakukannya, ibu tersebut kembali membuang tisu yang habis dipakainya dengan sembarangan. Kembali pemilik taman itu menghampirinya dan memungut tisu tersebut, kemudian membuangnya ke tempat sampah.

Menunda, Sebuah Kata Sederhana Yang Dapat Menentukan Masa Depan Anda

Menunda mungkin memang bukan sebuah dosa atau sesuatu yang sangat memalukan dan membuat hidup kita tercela di mata orang lain. Namun, jika kita selalu melakukannya dan mengulanginya kembali dengan baik, maka ini bisa menjadi sebuah kebiasaan buruk yang akan sangat sulit untuk dihilangkan dari dalam diri kita, meskipun kita sangat berharap untuk bisa mengubahnya.

Menunda pekerjaan serta berbagai hal lainnya di dalam kehidupan kita adalah sebuah hal yang sangat sering kita lakukan, bahkan meski itu seringkali menimbulkan berbagai masalah bagi diri kita sendiri. Kita begitu senang melakukan hal ini, mengulangnya lagi, dan melakukannya kembali, sehingga kebiasaan ini bisa saja menjadi bagian dari diri kita dan bahkan menjadi karakter yang melekat sedemikian rupa. Ini bukanlah sebuah kebiasaan yang baik, bahkan meski hanya terjadi sesekali saja, kebiasaan ini akan sangat merugikan diri kita sendiri.

Menundah Sebagai Hambatan bagi masa depan

Kebiasaan menunda – nunda pekerjaan tentu menjadi hal yang cukup merepotkan, terutama jika ternyata kita memiliki kebiasaan untuk menyelesaikan segala sesuatunya di saat-saat terakhir. Bayangkan, bagaimana sebuah pekerjaan harus diselesaikan dalam waktu yang mendesak dan terburu-buru, sudah tentu hasilnya tidak akan sempurna dan mungkin saja memiliki banyak kekurangan. Ini tentu sangat merugikan, bukan?
Jika kita membiarkan kebiasaan ini selalu terjadi di dalam kehidupan kita, maka akan ada banyak sekali kesempatan baik yang terbuang dengan percuma. Bila menjadi seorang pebisnis yang suka menunda – nunda pekerjaan, maka bisa dipastikan sejumlah peluang bisnis akan terlewatkan dengan sia-sia akibat kebiasaan menunda – nunda. Di saat orang lain telah selesai mempresentasikan bisnisnya, kita baru saja akan menyusun bahan untuk kegiatan tersebut di dalam bisnis kita. Sudah bisa dipastikan, kita akan terpuruk dan tertinggal jauh di belakang pesaing-pesaing lainnya.

Kata Yang Menakutkan Itu Adalah Kapan

Kata ini menjadi salah satu momok yang paling tidak ingin didengar oleh banyak orang, bahkan bagi sebagian orang kapan adalah kata yang menakutkan. Meski tidak semuanya, namun setidaknya sebagian besar dari kita, barangkali kamu juga menjadi salah satu merasakannya.
Rentetan kata kapan ini terasa tidak ada habisnya, bahkan meski kita telah melakukan berbagai kapan yang kita dengar sebelumnya, namun akan selalu ada kapan berikutnya. Begitu terus, dan seolah tak pernah habis untuk didengar. Lalu, haruskah kita selalu merasa jengkel setiap kali mendengar kata kapan tersebut terlontar dari mulut seseorang yang ada di sekitar kita?

Menghindar bukan pilihan yang tepat

Saat kita begitu jengkel atau tidak menyukai suatu hal, maka reaksi paling alami dan sering kita lakukan adalah menghindarinya. Hal tersebut tentu sangat manusiawi, sebab tak seorangpun ingin berada di sebuah tempat yang salah, bukan?
Hal yang sama juga akan selalu kita lakukan untuk menghindari kata kapan yang mungkin saja telah terlalu sering kita dengar. Bukan hanya dari teman saja, namun kata ini bisa saja selalu terlontar dari mereka yang begitu dekat dengan kita, keluarga dan kerabat misalnya. Enggan dan tidak ingin selalu tersudut dengan pertanyaan yang sama dari mereka, maka kita akan seringkali menghindari untuk bertemu dengan mereka di dalam berbagai kesempatan.
Jika kita melakukan hal ini terlalu sering, maka lama kelamaan kita akan lebih berani dan memilih untuk tidak hanya sekedar menghindari kontak di sebuah pertemuan saja. Namun, bisa saja kita malah menjadi sangat jarang mendatangi sebuah acara, meski itu merupakan sebuah acara yang penting bagi keluarga. Kita akan mencari berbagai alasan untuk tidak menghadirinya, bahkan meski alasan tersebut juga terkadang terlalu mangada-ada, namun kita akan tetap melakukannya.

Bersikap Tenang Pada Situasi Kacau Ala CEO Google Sundar Pichai

Sundar Pichai menjadi terkenal setelah ia menjabat sebagai CEO Google. Pria kelahiran Tamil Nadu, India pada tahun 1972 ini, sukses dengan beberapa proyek yang dikembangkannya, antara lain: browser Crome dan Android. Ia dikenal sebagai sosok yang ramah, cerdas, pekerja keras dan selalu menjadi panutan bagi anak buahnya. Lewat sebuah pidatonya yang inspiratif di depan anak buahnya beberapa waktu yang lalu, Sundar Pichai berkisah tentang seekor kecoa yang menjijikkan.
Kisah ini terjadi di sebuah restoran, di mana pengunjung bagitu ramai dan sedang bersantap dengan tenang. Namun tiba-tiba saja seekor kecoa terbang dari sebuah sudut dan hinggap tepat di baju seorang wanita. Secara spontan, wanita tersebut mulai panik dan berteriak, seraya berusaha untuk menyingkirkan binatang itu dari tubuhnya. Kepanikan ini bahkan begitu cepat menular, di mana teman-teman semejanya juga ikut serta dan mulai berteriak ketakutan. Kedua tangan wanita itu berusaha dengan keras untuk menghalau kecoa tersebut, berhasil.
Namun sialnya, kecoa tersebut justru mendarat pada pundak teman yang duduk semeja dengannya, sehingga drama itu terus berlanjut di sana. Pertunjukan yang sama, wanita yang panik dengan kecoa di tubuhnya, serta teman-temannya yang turut serta membantu dan menambah kepanikan tersebut.
Melihat kejadian ini, seorang pelayan wanita bergegas menghampiri dan berupaya untuk menenangkan situasi, tentunya dengan menyelamatkan kelompok tersebut dari serangan kecoa. Setelah kelompok wanita tersebut berupaya saling menghalau si kecoa, akhirnya binatang itu hinggap di kemeja pelayan wanita tersebut. Pelayan itu tetap tenang dan mulai mencermati gerakan binatang tersebut di bajunya. Setelah beberapa saat, pelayan itu meraih kecoa tersebut dengan jarinya dan membuangnya keluar dari area restoran tersebut.
Setelah menyampaikan pidato yang baru setengah kisah ini, Pichai meneguk kopinya dan memperhatikan reaksi dari anak buahnya yang terlihat menyimpan banyak pertanyaan di benak mereka. Rasanya terlalu naif jika kita menyalahkan seekor kecoa atas semua kekacauan yang terjadi di restoran tersebut, bukan?

Belajar Bijak Dari Hal Yang Paling Kecil

Cerita berikut ini akan membuat kita belajar bijak dari hal yang paling kecil yang terkadang kita abaikan. Terkadang, hal-hal kecil sekalipun tidak “bisa” dilakukan oleh orang dewasa. Bukan karena mereka tidak mampu melakukannya, namun mereka memang tidak mau dan merasa tidak perlu untuk melakukan hal seperti itu. Orang dewasa seringkali terlalu sibuk dengan urusan diri mereka sendiri, sehingga mengabaikan banyak hal di sekitarnya. Mungkin tidak semua, namun kebanyakan dari kita memang sering melakukannya.
Sore itu, antrian di supermarket terbilang cukup panjang, tiga kasir berjejeran pada mejanya masing-masing dan tampak sibuk menghadapi barisan pembeli yang menenteng belanjaan. Seorang anak perempuan berpita merah berusia sekitar sepuluh tahunan berdiri pada barisan paling pinggir, dekat dengan pintu keluar, sebatang pensil dan penggaris merah muda terlihat di genggaman tangan kanannya. Dia terlihat sabar, menanti antriannya yang akan segera tiba, satu orang lagi di depannya sedang menghitung uang kembalian, dan mencoba untuk memeriksa struk belanjaannya sebelum meninggalkan tempat tersebut. Menanyakan sesuatu kepada kasir, dan masih tetap berdiri di sana sambil memeriksa kembali struk belanja dan uang kembaliannya.
Kasir terlihat menghela napas panjang, menatap antrian yang semakin panjang ke belakang. Kasir ini memang dikhususkan bagi pembeli yang hanya berbelanja sedikit / beberapa barang saja, sehingga proses pembayaran di sana jauh lebih cepat dan lancar, jika dibandingkan dengan dua meja kasir lainnya. Namun hal ini justru membuat antrian di sini selalu lebih panjang dari meja kasir lainnya, sebab semua orang selalu ingin dilayani dengan cepat, terutama mereka yang hanya berbelanja beberapa barang saja.
Belum sempat anak berpita merah ini maju ke depan dan mendekati meja kasir, tiba-tiba saja barisan di belakangnya riuh, dan dengan terburu-buru seorang ibu berusia lima puluhan berjalan di sisi antrian yang sempit dan berusaha untuk mendekati meja kasir. Namun yang lain enggan menepi, atau bahkan memudahkan langkahnya menuju ke depan. Tak sedikit yang mengomel, bahkan mengumpat kelakuan ibu tersebut.
“Antri dong, memangnya warung sayur sebelah rumah, ga ada aturan,” umpat seorang pembeli yang sedang antri di belakang.
“Ya elah, kita udah antri dari tadi, ini orang malah main serobot aja,” ujar yang lainnya.
Ibu tersebut tetap maju ke depan, hingga akhirnya berdiri bersisian dengan anak berpita merah. Wajahnya tampak lelah dan sedikit pucat, mungkin sedikit malu karena menjadi bahan ejekan banyak orang di sana. Kasir hanya diam, tanpa melakukan apa-apa, sementara orang di depannya berlalu sambil tersenyum kecut, penuh ejekan.
“Maaf semua, saya sangat terburu-buru dan harus segera tiba di rumah kembali. Tolong, saya mau bayar ini, Mbak,” ucap ibu tersebut dengan terbata-bata.

Berhentilah Mencari “Kambing Hitam” Dari Masalah Yang Kita Perbuat

Apakah kalian pernah mendengar istilah seseorang yang menjadi kambing hitam? Benar sekali maksud dari istilah tersebut bukanlah seseorang berubah menjadi seekor kambing berwarna hitam, akan tetapi yang dimaksud adalah ketika seseorang membuat kesalahan, agar dia terhindar dari kesalahan yang dibuat olehnya maka dia mencari seseorang yang dijadikan korban agar kesalahan tersebut tertuju pada korban tersebut. korban itulah yang disebut sebagai kambing hitam.
Kita mungkin memiliki sejumlah masalah dan berbagai hal yang tidak menyenangkan di dalam hidup. Menemui berbagai kondisi yang tidak mengenakkan atau bahkan bertemu dengan orang-orang yang tidak menyenangkan. Semua hal tersebut tentu sangat menjengkelkan, dan bahkan terkadang akan membuat kita begitu lelah dan muak selama menghadapinya, bukan?
Kita akan selalu berupaya untuk menghindar, mencari berbagai alasan atas masalah yang kita temui namun tidak pernah benar-benar kita hadapi dan selesaikan dengan baik. Kita juga akan mencari pembenaran atas sikap yang sekarang, termasuk menyalahkan kondisi dan berbagai hal yang kita tidak sukai namun selalu datang menghampiri. Intinya, kita akan berusaha melarikan diri, lagi dan lagi, tanpa berupaya untuk menghadapi hidup ini dengan dewasa dan tenang. Kita selalu mengasihani diri kita sendiri, tanpa mau tahu betapa kita sedang membawa diri kita semakin terpuruk dan terpuruk setiap hari.
Masalah dan masalah, bukankah semua orang juga mengalami hal yang sama dan selalu menemuinya di dalam hidup ini? Namun, kita mungkin selalu menemuinya tanpa pernah sekalipun berupaya untuk mengatasinya.
Reaksi awal yang berlebihan
Sebagian orang berpendapat bahwa masalah adalah seni dari hidup ini, sebab hal ini akan membawa banyak perubahan di dalam kehidupan kita, baik itu perubahan positif atau perubahan ke arah negatif. Namun, sebagian besar dari kita akan memberikan respon yang berlebihan ketika berhadapan dengan masalah, di mana berbagai dampak negatif akan segera terbayang setelah bertemu dengan sebuah masalah. Sementara di lain sisi, sebenarnya kita memiliki kesempatan yang sama besarnya untuk memikirkan dampak positif yang bisa kita ambil dari masalah tersebut, namun kita tidak melakukan hal tersebut. Inilah masalah yang sesungguhnya.

Kukayuh Sepeda Untuk Menuju Ke Mekkah

Tak ada alasan untuk menunda atau sekedar menunggu-nunggu jadwal yang tak pasti. Ketika kita ingin lebih dekat dengan Tuhan dan menjalankan ajaranNya, maka jalan menuju ke Mekkah akan segera dibukakan. Dengan kehendakNya, maka semua hal akan menjadi sangat mungkin untuk terjadi.
Hal inilah yang dilakukan oleh seorang muslim Tiongkok baru-baru ini, di mana dia menempuh perjalanan panjang dari negerinya menuju tanah suci untuk menjalankan ibadah haji. Tentu akan sangat biasa dan bahkan tidak asing di telinga kita, jika seseorang atau sekelompok orang pergi menjalankan ibadah haji. Namun, bagaimana jika ternyata perjalanan panjang ini hanya dilakukan dengan menggunakan sebuah sepeda saja?
Mohammad, seorang pria muslim asal Tiongkok ini telah menempuh perjalanan panjang sejauh 8.150 kilometer dengan menggunakan sebuah sepeda. Dia mengayuh sepedanya dari kota kelahirannya Xinjiang, China, menuju Mekkah untuk menjalankan rukun Islam yang kelima tersebut. Sebuah tindakan yang sangat mengharukan, mengingat perjalanan yang sangat penjang dan beresiko tersebut dilakukannya sendiri selama berminggu-minggu yang panjang dan melelahkan. Meski tidak diketahui secara pasti penyebab dan alasan mengapa Mohammad menempuh perjalanan tersebut dengan menggunakan sepeda, namun tindakan ini tetap menjadi sebuah hal yang patut diapresiasi. Dengan kondisi yang cukup sulit tersebut, Mohammad telah berupaya dengan keras untuk bisa menjalankan ibadah haji ke Mekkah, bahkan meski secara terang-terangan pemerintah Tiongkok tidak pernah mendukung keberadaan komunitas muslim di negara China bagian Xinjiang tersebut.
Seperti diberitakan oleh media lokal di Saudi Arabia, Mohammad tiba di kota Kaif dan langsung disambut oleh komunitas pecinta sepeda di sana. Komunitas ini menemaninya selama berada di kota tersebut, dan bahkan secara khusus mereka mengantarkan pria tersebut ke kota Mekkah untuk menjalankan ibadah haji di sana. Meski telah menempuh perjalanan yang sangat panjang sebanyak ribuan kilometer, Mohammad terlihat sehat ketika tiba di kota tersebut, ia bahkan begitu antusias saat bertemu dengan komunitas pecinta sepeda di sana.

Jadilah Pemenang, Jangan Menyerah Dan Berjuanglah Hingga Akhir

Mempunyai mental pejuang di dalam diri sendiri adalah sebuah hal yang banyak dimiliki oleh orang-orang. Namun, seberapa banyak orang yang memiliki mental pejuang hingga titik akhir, di mana mereka akan melakukan apapun untuk mencapai tujuannya, bahkan meski itu menjadi sebuah tindakan yang tidak lazim pada pandangan orang awam.
Sebagian besar dari kita hanya akan begitu bersemangat di awal-awal saja, ini berlaku untuk semua hal yang kita kerjakan di dalam kehidupan kita. Kita hanya akan berjuang sebatas yang kita mau, bukan sejauh yang kita mampu, dan inilah yang membedakan seorang pejuang sesungguhnya dengan pejuang yang hanya bersemangat sesaat saja. Lalu, bagaimana kita bisa menjadi seorang pemenang?

Sebab Kamu Bukan Dia, Maka Terimalah Dirimu Apa Adanya

Kita seringkali melihat bagaimana kehidupan orang lain terasa sangat menyenangkan dan begitu mudah untuk dijalani. Semua terlihat selalu baik-baik saja untuk mereka dan selalu terasa sangat hebat pada pandangan kita. Ini bukan saja kita rasakan pada mereka yang kita idolakan semata, namun pada orang-orang lain yang biasa saja dan berada di lingkungan terdekat kita sekalipun.
Sebenarnya memiliki perasaan seperti itu bukanlah sebuah masalah yang besar, selama hal itu masih berada dalam takaran yang wajar. Namun jika ternyata kita telah berlebihan dalam melakukannya, maka bisa saja ini menjadi sebuah hal yang mengganggu dan bahkan menjadi masalah di dalam kehidupan kita.
Jangan berlebihan ketika menilai seseorang
Di saat kita kagum pada seseorang maka seringkali kita akan menginginkan kita berada pada posisi mereka. Bahkan kita akan selalu menganggap segala yang ada pada mereka begitu menyenangkan dan hidup mereka bisa berjalan dengan lancar tanpa sebuah hambatan sama sekali. Ini adalah sebuah kesalahan, sebab pada kenyataannya setiap orang pasti memiliki masalah dan juga berbagai kendala di dalam hidup mereka, namun kita seringkali tidak melihat hal tersebut dengan nyata. Bisa saja seseorang memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengatasi berbagai masalahnya, hingga kita tidak pernah melihat atau mendapati kesulitan di dalam hidup mereka.
Namun di sisi lain, mungkin saja kita adalah seseorang dengan pola pikir yang sedikit sempit dan begitu mudah serta rapuh ketika dihadapkan pada berbagai masalah dan tantangan hidup. Seringkali menyerah pada keadaan dan hanya berangan-angan untuk sebuah keadaan yang jauh lebih baik dari sekarang, salah satunya dengan menempatkan diri menjadi seseorang dengan kehidupan yang lebih menyenangkan. Hal seperti inilah yang akan membuat kita tidak pernah menghadapi masalah yang kita alami, sebab kita terlalu sibuk “menikmati” apa yang orang lain miliki di dalam kehidupannya.

Kebaikan Yang Disembunyikan Layaknya Keburukan

Kisah ini berawal dari dua sahabat dekat yang sama-sama menuntut ilmu di sekolah menengah yang sama, Ahmad dan Zainal, keduanya berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda. Ahmad yang pintar dan lebih cerdas di antara teman-temannya, berasal dari sebuah keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan. Di lain sisi, Zainal yang memiliki kemampuan belajar standar, justru keluarganya memiliki kemampuan ekonomi yang cukup baik dan bisa menjamin masa depannya kelak.
Lama terpisah, akhirnya keduanya bertemu kembali di dalam sebuah Masjid, tepatnya di sebuah koridor wudhu sebuah masjid megah yang berarsitektur indah di kawasan perkebunan teh di Puncak Bogor. Sebuah kebetulan yang indah, di mana dua orang sahabat lama bisa bersua secara tiba-tiba tanpa sebuah rencana.
Zainal yang telah beruntung sejak awal, kini terlihat berbeda dengan penampilan berkelas, layaknya seorang manager yang sukses. Penampilannya begitu rapi, lengkap dengan kemeja mahal dan juga dasi, namun tetap masih taat menjalankan ibadahnya setiap saat, bahkan meski di dalam perjalanan sekalipun. Shalat masih menjadi hal yang tidak pernah ditinggalkan olehnya, meski ia sedang bertugas keluar kota, kesempatan inilah yang membuatnya banyak menyambangi masjid di sepanjang perjalanan yang dilakukannya. Seperti hari ini, ketika ia berhenti dan memasuki sebuah masjid di kawasan Puncak Bogor, di mana ia bertemu kembali dengan Ahmad sahabatnya.
Zainal begitu gembira, namun sedikit terenyuh melihat sahabatnya itu di sana. Ahmad memang berasal dari keluarga yang sangat sederhana, namun dia begitu pintar dan cerdas dibandingkan dirinya, tapi tak sekalipun Zainal berpikir bahwa sahabatnya itu akan menjadi merbot di masjid. Disapanya sahabatnya itu dengan gembira, Ahmad menyambutnya dengan tak kalah senangnya. Keduanya berpelukan dan melepas rindu.
“Kamu terlihat sangat berbeda dan berkelas, Mas, pangling aku..” ujar Ahmad sambil memandangi Zainal yang masih terlihat rapi berdasi, meski lengan kemejanya tergulung ke atas dan menyingkap jam mahal yang melingkar di pergelangannya.
“Tidak juga, biasa saja, kan..” elak Zainal sambil tersenyum pada sahabatnya itu. Hatinya iba melihat kondisi Ahmad sekarang, berbanding terbalik dengan penampilannya yang rapi. Ahmad memegang sebuah kain pel, dengan celana digulung setengah betis dan mengenakan sebuah peci yang sangat sederhana. Sesaat ia kembali mengingat kepintaran temannya itu, sebelum akhirnya menyodorkan sebuah kartu nama kepada Ahmad.
“Wah hebat kamu, Mas. Sekarang sudah jadi manager area?” ujar Ahmad sambil membaca kartu di tangannya.
“Nanti setelah saya shalat kita bicara lagi, Mad. Maaf, kalau misalnya kamu berminat untuk mencari pekerjaan yang lebih baik, di kantor saya bisa saja. Kamu bisa bekerja lebih pantas, daripada yang sekarang ini, Mad. Maaf sebelumnya..”

Cerita Ini Akan Membuat Anda Malu Jika Pernah Bertengkar Atau Memarahi Ibumu

Cerita Inspirasi Fiktif “Pertengkaran Ibu dan Anak”. Berikut ini adalah ceritanya.
Suatu hari ada seorang anak yang bertengkar dengan ibunya, pertengkaran tersebut berawal ketika ibu tersebut menasehati anaknya, akan tetapi anaknya merasa terganggu dengan nasihat ibunya, akhirnya terjadilah pertengkaran mulut diantara keduanya. pertengkaran tersebut membuat si anak langsung pergi keluar dan meninggalkan si ibu dirumah. Cuaca pada saat itu sangat panas, setelah berjalan cukup jauh dia berfikir sejenak untuk berteduh di bawah pohon yang cukup rindang. Di dekat pohon rindang tersebut terdapat kedai mie ayam, Perutnya sudah mulai terasa lapar akan tetapi dia baru tersadar kalau dia tidak membawa uang. Ia ingin membeli semangkok mie ayam akan tetapi karena ia tidak membawa uang, ia hanya terdiam sambil sesekali menatap kedai tersebut sambil menahan rasa lapar.

Pemilik Kedai Yang Baik Hati

Secara tak sadar seorang ibu pemilik kedai tersebut melihat tingkah anak tersebut yang sering melihat kearah kedainya sambil memegangi perutnya. Lalu pemilik kedai itu mendekati anak tersebut. “Nak ibu perhatikan kamu sepertinya sering melihat kearah kedai ibu. Apakah kamu ingin makan mie ayam dikedai ibu?” Ujar si pemilik kedai.
“Iyah bu, memang perut saya agak terasa lapar, tapi saya tidak memiliki uang untuk membeli mie ayam di kedai ibu”, jawab anak tersebut.
“Oh, jadi karena itu kamu terus memperhatikan kedai ibu. ayuk ke kedai ibu nanti ibu kasih semangkok mie ayam”, – ucap si pemilik kedai.
“Tapi saya tidak memiliki uang untuk membayar mie ayam ibu”, jawab si anak
“ Sudahlah kamu tidak perlu khawatir, Ibu iklas kok”, ucap kembali si ibu.
Akhirnya anak tersebut memakan mie ayam pemberian si pemilik kedai. Tetapi tiba tiba si anak menetaskan air mata. “Kenapa kamu menangis nak?” Tanya si pemilik kedai.
“Tidak apa – apa bu, aku hanya terharu dengan kebaikan ibu, karena ibu yang bukan siapa – siapa saya, tetapi rela memberikan semangkok mie ayam secara gratis terhadap saya, sementara ibu saya sendiri hari ini baru saja bertengkar dengan saya, dan dia membiarkan saya pergi dan beliau tidak peduli kalau saat ini saya belum makan dan tidak membawa uang” ucap anak tersebut.
Mendengar ucapan anak tersebut ibu kedai itu terdiam sesaat dan menyela nafas, lalu kemudian dia mendekati sianak tersebut dan mengusap2 pundak tersebut sambil berkata :
“Nak, mengapa kau berpikir seperti itu? Aku hanyalah memberimu semangkuk mie ayam saja, tapi kau begitu terharu dan bilang aku sangat baik, dan sangat berbeda jauh dengan ibumu. Coba sekarang kamu renungkan, Aku hanya memberimu semangkuk mie ayam, sementara Ibumu telah memasak nasi, dan berbagai hal lain untuk kamu makan, dari semenjak kamu lahir sampai sekarang ini dan semua itu diberikan secara gratis agar kamu bisa tumbuh sehat sampai saat ini, kenapa orang yang selalu memberi makan kamu tiap hari secara gratis malah kamu bilang tidak baik, kenapa justru aku yang hanya sekali memberi kamu semangkuk mie ayam kamu bilang sangat baik. Seharusnya orang yang wajib kamu bilang sangat baik ialah Ibumu. Dia yang mengandungmu, Dia yang melahirkanmu, Dia yang menyusuimu, Dia yang memandikanmu, Dia yang merawatmu dari kecil hingga sebesar saat ini, dia yang memberikan jiwa dan raganya untuk membesarkan dan merawat kamu, sekarang pulang lah nak lalu minta maaf lah kepadanya, karena dia orang yang seharusnya kau bilang sangat baik. Pulang dan berterimakasihlah kepada beliau”
Mendengar nasihat dari pemilik kedai tersebut anak itu hanya terdiam, beberapa saat kemudian dia menangis. “Betapa durhakanya aku terhadap Ibuku, aku tak pernah peduli dengan apa yang pernah dia berikan untuk aku, betapa berdosanya aku” ucap anak tersebut.
“Terimakasih bu sudah memberikan saya semangkuk mie ayam, aku permisi pulang” tambah sang anak.
Anak tersebut langsung berjalan dengan cepat menuju rumahnya, setelah sampai didepan rumah, ternyata sang Ibu sedang berdiri tepat didepan pintu rumah.
Seketika sang ibu langsung memanggil anaknya, “Nak kamu dari mana saja, ibu khawatir sama kamu, maafkan Ibu yah karena tadi sudah memarahi kamu, Ibu juga melihat dompet kamu ada dimeja kamar kamu, pasti kamu belum makan, Ayo nak masuk, Ibu telah menyiapkan makan untuk kamu”, ucap sang Ibu.

Kita Akan Menjadi Apa Yang Kita Percayai

“Anda ingin menjadi apa?”. Untuk seluruh teman teman pembaca, yang ingin berbagi informasi tentang cita cita atau keingin Anda, bisa kalian share di halaman komentar pada post ini.
Sekarang mari kita masuk ke pokok cerita. Pada suatu hari, ada sebuah sarang elang yang berada di lereng bukit, pada sarang tersebut terdapat 5 butir telur elang yang sedang di erami oleh induknya. Akan tetapi pada suatu hari telah terjadi gempa kecil yang terjadi di lereng bukit tersebut, hal tersebut menyebabkan 1 butir telur atau salah satu butir telur tersebut terpental dari sarangnya dan terjatuh menggelinding ke bawah. Telur tersebut cukup kuat sehingga tidak pecah ketika menggelinding kebawah, Beruntungnya ketika bergelinding kebawah, telur tersebut justru masuk kedalam sebuah sangkar ayam. Didalam sangkar tersebut terdapat seekor ayam betina yang sedang mengerami telur telurnya. Melihat ada sebutir telur didekatnya ayam betina itu justru berfikir kalau telur itu adalah salah satu telur ayam miliknya, sehingga dia memasukkan telur tersebut dan mengeraminya bersamaan dengan telur telur dia yang lainnya.
Beberapa hari kemudian menetaslah satu persatu telur telur yang dikerami oleh induk ayam betina tersebut. Diantara anak anak ayam yang baru saja menetas ada satu ekor yang berbeda diantara anak anak ayam yang lainnya. Satu ekor tersebut ialah seekor anak elang yang telah terpisah dengan dari induknya semasa dia masih sebuah telur dan kemudian dia dikerami oleh ayam betina. Kita ia terlahir di lingkungan keluarga ayam. Lama kemudian Elang kecil itu, tumbuh bersama anak-anak ayam lainnya. Dan si Elang kecil itupun percaya bahwa ia adalah seekor anak ayam. Ia juga mencintai sangkar dan induk ayam, namun, ada keinginan lain di hati kecilnya.

5 Kualitas Ini Bisa Dijadikan Prinsip Untuk Selalu Hidup Tenang

Hal-hal yang baik memang harus diajarkan kepada seorang anak sejak mereka kecil, terutama ketika mereka sudah memiliki minat dan rasa ingin tahu tentang berbagai hal di sekitarnya. Berbincang dengan santai dan menanggapai pertanyaan mereka dengan tepat, akan menjadi sebuah cara yang tepat untuk mengajarkan berbagai pengetahuan dan juga pelajaran hidup kepada anak-anak.
Siang itu, seperti biasa Andi hanya tinggal berdua dengan neneknya saja di rumah, sementara anggota keluarga yang lain sedang menjalankan aktifitas rutinnya masing-masing di luar rumah. Andi berhenti memainkan mobil-mobilannya, matanya tertuju pada sang nenek yang sejak tadi sibuk menulis sesuatu pada sebuah buku catatan kecil di atas meja.
“Nenek sedang menulis surat yah? atau sedang menulis cerita tentang aku?” tanya Andi, seraya beranjak dan mendekati neneknya yang baru saja menghentikan pekerjaannya dan kini menatap ke arahnya sambil tersenyum.
“Iya, nenek sedang menulis sebuah cerita tentang kamu, Nak. Tapi ada hal yang lebih penting dari sekedar cerita yang sedang nenek tulis saat ini, yakni tentang pensil yang sedang nenek pakai ini,” ujar nenek sambil mengacungkan pensil di tangannya ke arah Andi yang kini berdiri di depannya.
“Nenek berharap agar jika kamu sudah besar nanti, kamu bisa menjadi seperti pensil ini,” ucap nenek dengan senyum di bibirnya.
Andi sedikit kebingungan dengan perkataan nenek, ditatapnya pensil itu dan wajah nenek bergantian, sebelum akhirnya mengernyitkan kening san tersenyum kebingungan.
“Nek, apa ini pensil istimewa? Apa ada bedanya dengan pensil yang lainnya?” tanya Andi sambil mengamati pensil itu lebih dekat lagi.
“Semuanya tentu akan sangat tergantung pada cara kamu memandang dan melihat dengan jelas pensil ini, jika kamu jeli maka setidaknya ada 5 kualitas yang terdapat di dalamnya dan bisa kamu jadikan prinsip untuk selalu hidup tenang.”

Putus Asa Atau Berusaha, Mana Pilihan Kamu?

Ada pepatah yang mengatakan hidup adalah sebuah pilihan, oleh karena itu sering kita menjumpai bahwa setiap kita sering dipertemukan dengan dua pilihan IYA atau TIDAK, SALAH atau BENAR, MENANG atau KALAH, PUTUS ASA atau BERUSAHA dimana kita harus memilih salah satu dari dua pilihan tersebut.
Pada cerita kali ini, kita akan membahas tentang kondisi dimana kita harus memilih untuk Putus Asa atau Berusaha. Berikut ini adalah ceritanya.
Hidup memang tidak selalu semudah yang diperkatakan oleh orang-orang, terutama oleh mereka yang telah sukses dan menuai banyak kemudahan di dalam kehidupan. Bagi yang sedang berupaya dan mencari kesuksesan itu sendiri, tentu semuanya akan jauh berbeda dan mungkin saja terasa jauh lebih sulit dari apa yang dibayangkan. Hal seperti inilah yang seringkali membuat sebagian orang menjadi mudah putus asa dan menyerah pada keadaan, lalu membiarkan mimpi-mimpi mereka terkubur semakin hari semakin dalam.
Putus asa dan menyerah pada keadaan adalah sebuah tindakan yang salah, di mana semua perjuangan selama waktu yang panjang sebelumnya, akan menjadi sia-sia belaka. Namun, selalu ada orang yang menjadikan ini sebagai pilihan, bahkan ketika mereka masih memiliki kemungkinan untuk meraih kesuksesan yang mungkin saja tinggal beberapa langkah saja di depan.
Belajar dari seeokor kuda yang terperosok
Kisah ini mungkin saja tidak asing lagi, bahkan beberapa orang menulisnya kembali sebagai sebuah gambaran atas tindakan positif yang bisa dilakukan untuk membuat situasi menjadi lebih baik lagi, bahkan di saat-saat tersulit sekalipun.

Nikmati Hidup Anda Atau Anda Tidak Akan Pernah Bahagia

Pemuda Sukses

Semua yang diinginkan anak muda ada padanya, tak heran jika kehidupannya membuat banyak iri orang lain di sekitarnya.
Karirnya begitu cemerlang, di usia yang belum genap 30 saja, dia sudah menjadi seorang manager pemasaran di kantornya. Bukan manager biasa, sebab pencapaian kerjanya memang selalu di atas rata-rata.
Wajar saja jika Bos menganggapnya sebagai anak emas, yang digadang-gadang akan segera memegang kantor baru yang akan dibuka beberapa waktu yang akan datang.
Hal ini tentu sebanding dengan pendapatan yang bisa dinikmatinya tiap bulan, sebab pencapaian kerja tentu selalu berbanding lurus dengan hasil yang didapatkan oleh setiap orang, termasuk pemuda yang satu ini juga.
Penampilan? Tak perlu ditanya, wajah rupawan dengan body atletis sebagaimana tampilan seorang atlit renang, nilai 9 dari 10 rasanya layak untuk diberikan.
Selalu tampil menarik dan rapi, semua wanita juga akan segera menaruh hati padanya. Belum lagi senyumnya yang manis dan selalu siap menunjang sikapnya yang ramah kepada semua orang, dijamin pemuda lain di sekitarnya akan selalu merasa kalah saing dengan keberadaannya di sana.
Menjadi idola d kantor bukan lagi sebuah hal yang baru baginya, sebab selama bertahun-tahun ini dia memang dikenal sebagai sosok menyenangkan dan sukses di antara rekan-rekan kerjanya.
Bisa dipastikan, pekerjaan selalu menjadi hal yang nomor satu baginya. Jadi jangan heran bila siang malam hidupnya selalu memikirkan masalah pekerjaan, pekerjaan dan pekerjaan saja.
Semua pikiran dan tenaganya hanya fokus pada karir dan juga pekerjaannya saja. Lalu, apakah semua ini sudah membuatnya bahagia?

Bersyukur Akan Membuatmu Lebih Bahagia

Kapan terakhir kali kamu berdoa dan mengucapkan rasa syukur atas semua yang kamu miliki? Mungkin bukan hanya kamu saja, ada banyak sekali orang yang bahkan lupa akan hal ini, sebab hidup kita seringkali begitu sibuk dan mengabaikan banyak hal di dalam diri kita sendiri.
Sebagian besar orang akan selalu melihat kehidupan orang lain begitu mudah, begitu menyenangkan, begitu simpel, atau bahkan begitu beruntung. Bukan hanya orang lain saja yang kadang terlihat seperti itu, namun teman atau bahkan saudara kamu sendiripun juga bisa terlihat selalu “lebih sesuatu” daripada diri kamu sendiri. Kamu akan mulai sibuk menghitung semua yang dimilikinya, semua yang ada padanya dan tidak ada pada dirimu, atau bahkan semua hal yang terlihat begitu mudah untuk selalu dilaluinya. Lalu, apakah sebenarnya kamu sendiri tidak punya pekerjaan lain, selain hanya melihat dan menilai segala sesuatu yang dimiliki oleh orang lain?

Kamu Bukan Dia atau Mereka

Tidak ada yang salah ketika kamu melihat dan menyaksikan kelebihan dan juga keberuntungan orang lain, apalagi jika ternyata kamu bisa lebih bersemangat dan terpacu untuk menjadi lebih baik lagi dari saat ini setelah menyaksikan itu semua. Namun pada kenyataannya, hal seperti ini justru seringkali membuat kamu membandingkan dan menghitung semua kekurangan yang kamu miliki, tentunya ada banyak rutukan yang akan muncul di dalam hatimu, seperti: aku tidak secantik dia, aku tidak sepintar dia, aku tidak seberuntung dia, dan masih banyak keluhan yang lainnya.

Bukannya membenahi diri atas semua hal itu, kamu justru hanya terpaku dan menbayangkan jika kamu menjadi dia, atau menjadi seseorang yang “lebih” dari kamu saat ini. Kamu akan menghabiskan banyak waktu untuk melakukan hal yang tidak perlu ini, hingga rasa benci dan kesal kerap hingga di hatimu. Bukan hanya itu saja, biasanya hal ini akan dibarengi dengan rasa kecewa yang berlebihan kepada diri sendiri, sehingga kamu mulai menyalahkan diri sendiri dan menganggap dirimu tidak cukup baik dan sebanding dengan orang lain. Pemikiran seperti ini jelas salah, dan harus segera dihentikan!

Sejarah Tentang Dota 2

Siapa tak kenal Dota 2, game yang sudah dimainkan hampir 1,2 juta orang. Game ini jadi salah satu game dengan genre MOBA terpopuler di luar dan dalam negeri. Terlebih kehadiran turnamen Dota 2 terbesar di seluruh dunia, The International, menambah heboh game ini. Namun tahukah kamu Dota 2 awalnya bahkan bukanlah sebuah game yang berdiri sendiri? Lebih lanjutnya simak ulasan sejarah Dota 2 dari Dunia Games:

Kejayaan Starcraft dan Aeon of Strife



Embrio dari video game Defense of the Ancient atau Dota datang dari modifikasi game Starcraft Brood War buatan salah seorang pengguna. Map modifikasi tersebut bernama Aeon of Strife atau AoS. Dalam AoS pemain mengendalikan satu karakter dengan tujuan utama AoS adalah menghancurkan bangunan kunci milik pemain musuh. Untuk mencapai tujuan tersebut pemain dibantu oleh pasukan yang dikendalikan AI bernama “creep”.
Dari situlah muncul game bergenre MOBA untuk pertama kalinya, sebuah genre yang terlihat seperti gabungan Real Time Strategy dan Role Playing Game dengan tambahan aksi di dalamnya. Pada era AoS konsep permainan masih sangatlah sederhana, tak ada level karakter hero dan bahkan tak ada skill-skill unik tertentu. Pemain hanya bisa memperkuat karakter dengan cara upgrade menggunakan gold yang dikumpulkan dari membunuh “creep”.

Munculnya Warcraft 3 dan Lahirnya Dota





Pada tahun 2002 Blizzard Entertainment merilis Warcraft 3: Reign of Chaos. Game ini membuat kehebohan tersendiri di kalangan modder (penggiat modifikasi sebuah game) Starcraft. Dengan game engine yang lebih baik dari Starcraft ditambah tools modifikasi yang lebih luwes menjadi salah satu penyebab kehebohan Warcraft 3 di kalangan modder Starcraft.
Pada saat inilah datang Eul, salah seorang modder yang berusaha membuat ulang AoS ke dalam engine Warcraft 3: ROC dengan menggunakan nama Defense of the Ancients atau Dota. Ketika masih ditangan Eul, Dota masihlah dalam tahap Alpha. Belum ada PvP lima lawan lima, hanya ada lima pemain melawan lima karakter hero yang dikendalikan oleh AI.

Kisah Dota pun Berlanjut




Setelah beberapa lama mencoba mengembangkan Dota, Eul mendadak hilang dari komunitas modder. Lalu datanglah seorang pengguna bernama Guinsoo dan Pendragon yang melanjutkan pengembangan proyek Dota. Mereka memodifikasi Dota milik Eul dan membuat Dota versi mereka sendiri yang berjudul Dota: Allstars. Dota: Allstars ini yang menjadi map Dota yang umum kita mainkan di Warcraft 3.
Seiring waktu jumlah pemain semakin banyak, pada saat inilah Guinsoo dan Pendragon mengajak Icefrog juga Neichus untuk turut membantu pengembangan proyek Dota. Berawal dari versi 4.xx, Guinsoo dan Pendragon terus terlibat dalam proyek Dota sampai versi 5.xx. Pemain semakin banyak dan kompetisi pun jadi bermunculan, sampai akhirnya map versi 5.84c v2 jadi map Dota paling stabil yang digunakan untuk kompetisi.
Pada versi awal map Dota, masih banyak hal yang belum muncul dalam game ini. Karakter Roshan baru muncul pada map versi 4.0a ketika Guinsoo pertama kali mengembangkan Dota. Beberapa hero seperti Tidehunter, Ursa Warrior, Atropos the Bane Elemental, Keeper of the Light, Tinker, Ogre Magi, Pudge, dan Sand King bahkan baru diperkenalkan pada map 5.xx.

Icefrog dan Dota 2



Tahun 2005 setelah perilisan map Dota versi 6.00. Guinsoo dan Pendragon memutuskan untuk berhenti dari dunia modifikasi map. Proyek DotA pun akhirnya diteruskan oleh Icefrog sejak map versi 6.01. Memasuki tahun 2009 diketahui Guinsoo dan Pendragon ternyata bergabung dengan Riot Games dan membuat League of Legends. Meski begitu Icefrog masih terus memilihara map Dota sampai sekitar tahun 2010.
Tahun tersebut jadi titik tolak perkembangan Dota. Icefrog mengumumkan bahwa dirinya telah dipercaya oleh Valve untuk mengembangkan sekuel Dota yang berdiri dalam sebuah game sendiri bernama Dota 2. Tak seperti League of Legend ataupun Heroes of Newerth, Valve meyakinkan bahwa Dota 2 akan sama persis layaknya Dota. Sehingga para pemain lama tak perlu dikhawatirkan harus mempelajari mekanisme game dari awal lagi.

Kisah Dota Berlanjut di Dota 2




Pada 9 Juli 2013, Dota 2 akhirnya resmi terbuka untuk dimainkan secara umum. Modifikasi map Warcraft 3 tersebut pun akhirnya melanjutkan kisahnya dalam kemasan baru yaitu Dota 2. Sampai saat ini Dota 2 masih jadi salah satu game MOBA favorit. Di luar dari perdebatan yang ada di dalam komunitas, tetap saja Dota berkembang berkat antusias komunitasnya. Bahkan turnamen The International pun bisa jadi besar berkat dukungan komunitas yang turut menyumbang total hadiah yang didapatkan melalui Compendium.

Sampai saat ini sudah sangat banyak sekali perubahan yang terjadi pada Dota 2, mulai dari layout map, mekanisme hero, item-item baru dan lain sebagainya. Meski begitu perubahan-perubahan inilah yang membuat Dota tetap menarik dimainkan sampai saat ini.