Jumat, 25 Januari 2013

Simpanse



Simpanse

?Simpanse
Simpanse (Pan troglodytes)
Simpanse (Pan troglodytes)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Mammalia
Ordo:Primata
Famili:Hominidae
Upafamili:Homininae
Bangsa:Hominini
Upabangsa:Panina
Genus:Pan
Oken, 1816
Tipe spesies
Simia troglodytes
Blumenbach, 1775
distribusi penyebaran spesies Pan spp.
distribusi penyebaran spesies Pan spp.
Spesies
 
Simpanse, (sering disingkat dalam Bahasa Inggris, chimp), adalah nama umum untuk dua spesies yang masih hidup dari kera dalam genus Pan.Sungai Kongo membentuk batas habitat alamiah dari kedua spesies ini: [1]
Simpanse adalah anggota dari keluarga Hominidae, bersama dengan gorilamanusia, dan orangutan. Simpanse terpisah dengan manusia dalam ranting keluarga sekitar 4 - 6 juta tahun lalu. Dua spesies simpanse di atas adalah kerabat terdekat manusia, semuanya anggota dari suku Hominini (berikut dengan spesies yang punah dari sub-suku Hominina). Simpanse satu-satunya anggota yang diketahui dari sub-suku Panina. Kedua spesies Pantersebut terpisah sekitar 1 juta tahun lalu.
Sejarah secara evolusiInformasi lebih lanjut: [[History of hominoid taxonomy]]
Hubungan taksonomi dari Hominoidea
Genus Pan dianggap merupakan bagian dari sub-keluarga Homininae dimana manusia juga salah satu bagiannya. Kedua spesies ini adalah kerabat terdekat manusia secara evolusi yang masih hidup, memiliki kesamaan nenek moyang dengan manusia enam juta tahun lalu. [2] Penelitian oleh Mary-Claire King tahun 1973 menemukan 99% kesamaan DNA antara manusia dan simpanse, [3] walaupun penelitian lain telah meralat hasilnya menjadi 94% [4] kesamaan, dengan beberapa perbedaan terdapat dalam non-coding DNA. Telah diusulkan bahwa troglodytes dan paniscus bersama dengansapiens berada dalam genus Homo, daripada dalam Pan. Salah satu alasan mengenai hal ini adalah spesies lain telah diklasifikasi ulang menjadi genus yang sama berdasarkan persamaan genetis seperti yang terdapat pada manusia dan simpanse.
Kebanyakan fosil manusia telah ditemukan, tetapi fosil simpanse tidak dijelaskan sampai pada tahun 2005. Populasi simpanse yang ada sekarang di Afrika Barat dan Tengah tidak berbenturan dengan situs besar fosil manusia di Afrika Timur. Namun, fosil simpanse sekarang telah dilaporkan berasal dari Kenya. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia dan anggota dari clade Pan berada di Rift Valley Afrika Timur selama Pertengahan Pleistocene[5]Anatomi dan fisiologiTengkorak dan otak manusia dan simpanse, diilustrasikan oleh Gervais' dalamHistoire naturelle des mammifèresKebanyakan simpanse jantan memiliki tinggi 1.7 m saat berdiri, dan memiliki berat 70 kg; yang betina lebih kecil. Panjang tangan simpanse umumnya, bila dilebarkan, memiliki rentang satu setengah kali tinggi badan dan tangan simpanse lebih panjang dari kakinya. [6] Bonobo sedikit pendek dan kurus daripada kebanyakan simapanse tetapi memiliki tungkai yang lebih panjang. Kedua spesies menggunakan tangannya yang panjang dan kuat untuk memanjat pohon. Di tanah, simpanse biasanya berjalan menggunakan keempatnya dengan bantuan baku tangan dan kepalan tangan, sebuah bentuk tenaga penggerak yang disebut dengan knuckle-walking. Kaki simpanse lebih cocok untuk berjalan dibandingkan orangutan karena telapak kaki simpanse lebih luas dan jempol yang pendek. Simpanse biasa dan bonobo dapat berjalan tegak dengan dua kaki saat membawa barang dengan kedua tangannya. Bonobo secara proporsional memiliki tungkai lebih panjang dan cenderung sering berjalan tegak dibandingkan Simpanse Biasa. Kulitnya lebih gelap; wajah, tangan, telapak tangan dan kaki tidak berbulu; dan simpanse tidak memiliki ekor. Kedua spesies memiliki warna pada kulit luar wajah, tangan dan kaki yang beragam dari merah jambu sampai berwarna gelap, tetapi memiliki warna lebih terang pada saat muda, menjadi lebih gelap saat menua. Penelitian Universitas Chicago Medical Center menemukan perbedaan genetis yang signifikan antara populasi simpanse.[7] Tonjolan bertulang diatas mata memberikan tampilan mundur pada dahi, dan hidungnya datar. Walaupun dengan mulut menonjol, bibirnya hanya mendorong kedepan saat simpanse mencibir. Otak simpanse setengah dari ukuran otak manusia. [8]Testikel simpanse lebih besar untuk ukuran badannya, dengan kombinasi berat sekitar 110 gram dibandingkan dengan gorilla 28 gram atau manusia 43 g. Hal ini secara umum diatribusikan pada kompetisi sperma karena sifat poliandri alamiah pada perilaku perkawinan simpanse. [9] Simpanse mencapai masa puberti pada umur antara 8 dan 10 tahun, dan jarang hidup melebihi umur 40 di alam liar, tetapi diketahui hidup sampai 60 tahun selama penangkaran.
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: NeotenyNancy Lynn Barrickman dari Departemen Evolutionary Psycholoy di Universitas Duke mengklaim penemuan Brian T.Shea dengan analisis multivariat bahwa Bonobo lebih neotenized dibandingkansimpanse biasa, dengan melihat fitur seperti panjang batang tubuh yang lebih proporsional pada Bonobo. [10]PerilakuBonobo
Perbedaan anatomi antara Simpanse biasa dan Bonobo hanya sedikit, tapi dalam seksual dan perilaku sosial mereka memiliki perbedaan yang menyolok. Simpanse biasa mengkonsumsi segala macam makanan, memiliki kultur berburu secara berkelompok sesama pejantan muda yang dipimpin oleh jantan alfa, dan hubungan sosial yang sangat kompleks. Bonobo, disisi lain, umumnya pemakan buah dan egalitertidak melakukan kekerasanmatriarkisifat mengerti secara seksual[11] Bonobo diketahui sering melakukan seks, dengan norma biseksualitas untuk jantan dan betina, dan juga menggunakan seks untuk membantu mencegah dan menyelesaikan konflik. Grup simpanse yang berbeda juga memiliki kultur yang berbeda dalam pemilihan tipe alat. [12] Simpanse condong memperlihatkan tingkat agresi yang lebih tinggi daripada Bonobo. [13]Simpanse hidup dalam grup sosial multi-jantan dan multi-betina yang besar yang disebut dengan komunitas. Dalam sebuah komunitas terdapat hirarki sosial yang jelas yang didiktekan oleh posisi dari satu individu dan pengaruh dari individu tersebut bagi yang lain. Simpanse hidup dalam sebuah hirarki yang lebih ramping dimana lebih dari satu individu bisa mendominasi anggota lain dari tingkat lebih rendah. Biasanya ada jantan yang lebih dominan yang dijuluki dengan jantan Alfa. Jantan Alfa adalah jantan dengan tingkat tertinggi yang mengkontrol grup dan memberikan perintah selama terjadi perselisihan. Dalam masyarakat simpanse 'jantan dominan' tidak harus yang jantan terbesar atau terkuat tapi jantan yang lebih manipulatif dan politis yang dapat memberi pengaruh terhadap kejadian dalam suatu grup. Simpanse jantan biasanya mendapatkan dominasi lewat pengaruh sekutu yang akan menyediakan dukungan bagi individu tersebut seandainya nanti terdapat perselisihan kekuatan. Jantan alfa biasanya memperlihatkan sifat sombong untuk meningkatkan kuasa supaya terlihat menggertak dan kuat sedapat mungkin. Hal ini bertujuan untuk mengintimidasi anggota lain yang berusaha mengambil alih kuasa dan menjaga autoritas, dan sangat penting bagi jantan alfa bertahan pada status yang dimilikinya. Simpanse peringkat-rendah akan memperlihatkan rasa hormat dengan gestur patuh dalam bahasa tubuh atau menjulurkan tangannya sambil mengeluarkan bunyi dengkur. Simpanse betina memperlihatkan rasa hormat pada jantan alfa dengan memperlihatkan seperempat bagian belakangnya.
Simpanse betina juga memiliki hirarki yang dipengaruhi oleh posisi si betina dalam suatu grup. Dalam beberapa komunitas simpanse, betina muda bisa mewarisi status tinggi dari ibu yang berperingkat-tinggi. Betina-betina juga akan membentuk sekutu untuk mendominasi betina tingkat-rendah. Berbeda dengan jantan yang tujuan utama dari status dominasinya yaitu untuk mendapatkan hak akses perkawinan dan terkadang dominasi kekerasan terhadap bawahan, yang betina memperoleh status dominasi untuk mendapatkan sumber seperti makanan. Betina tingkat-tinggi biasanya akan mendapat akses pertama terhapap sumber. Secara umum, kedua kelamin menginginkan status dominan untuk meningkatkan kedudukan sosial dalam suatu grup.
Terkadang betinalah yang memilih jantan alfa. Bagi simpanse jantan supaya dapat status alfa, dia harus memperoleh penerimaan dari betina-betina dalam suatu komunitas. Betina-betina harus meyakinkan bahwa grupnya harus memperoleh pasokan makanan yang cukup. Dalam beberapa kasus, kelompok betina dominan akan mengusir jantan alfa yang tidak sesuai dengan pilihan mereka dan akan membantu jantan lain yang mereka lihat berpotensi memimpin grup sebagai jantan alfa yang sukses.
Informasi lebih lanjut: [[Pengetahuan Primata]]
Diagram dari otak. Pemetaan grup utama dari foci dalam ruang motor pada Simpanse
Simpanse membuat alat dan menggunakannya untuk mendapatkan makan dan dipertontonkan; mereka memiliki strategi berburu yang canggih yang membutuhkan kerjasama, influensi dan tingkatan; mereka memiliki status, manipulatif dan mampu menipu; mereka mampu belajar menggunakan simbol dan memahami aspek dari bahasa manusia termasuk beberapa sintaks relasi, konsep dari angka dan urutan numerik; [14]dan mereka mampu membuat perencaan spontan untuk keadaan atau kejadian di masa depan. [15]Penggunaan alatSalah satu penemuan terpenting adalah pada Oktober 1960 saat Jane Goodall mengobservasi penggunaan alat di antara simpanse. Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa penggunaan alat batu pada simpanse terjadi sekitar 4.300 tahun lalu. [16] Penggunaan alat pada simpanse termasuk menggali sarang rayap menggunakan alat sebuah tongkat kayu besar, dan menggunakan tongkat kayu kecil untuk memancing rayap keluar. [17] Penelitian terbaru mengungkap penggunaan alat lebih canggih seperti galah, dimana Simpanse di Senegall mengasah galah dengan giginya dan digunakan untuk menusuk Senegal Bushbaby lewat lubang kecil di pohon. [18] [19] Sebelum penemuan penggunaan alat pada simpanse, ia dipercaya bahwa manusia satu-satunya spesies yang membuat dan menggunakan alat, tapi beberapa spesies pengguna-alat lainnya sekarang telah diketahui.[20] [21]Pembuatan-sarangPembuatan-sarang, terkadang dianggap sebagai penggunaan alat, terlihat pada simpanse yang membangun sarang di pohon dengan menyatukan dahan dari satu atau lebih pohon. Hal ini membentuk bagian terpenting dalam perilaku, terutama dalam kasus saat ibu yang mengajarkan perlilaku ini kepada anaknya. Sarang terdiri dari matras, didukung oleh fondasi yang kuat, dan dilapisi dengan daun-daun yang lembut dan ranting. Sarang dibuat dalam pohon dengan diameter minimal 5 m dan terletak pada ketinggian 3 - 5 m. Siang dan malam sarang dibuat. Sarang bisa terdapat dalam grup. [22]Merencanankan Masa DepanSimpanse membuat sarang baru setiap malam tapi sering membangun pada cabang yang sebelumnya telah dibentuk menjadi landasan yang sempurna. Sementara hewan seperti berang-berang dan burung terkenal membangun sarang, kera besar termasuk simpanse adalah primata yang membangun struktur. Arsitektur sarang memiliki dasar abadi. Ketika simpanse membangun rumah pohon, mereka memiliki pilihan dan direncanakan untuk masa depan.[23]EmpatiIbu simpanse dan bayi
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa simpanse rupanya terlibat dalam perilaku altruistik dalam suatu grup, [24] [25] tapi tidak peduli dengan keselamatan anggota dari grup lain. [26] Namun di lingkungan liar simpanse juga mengadopsi simpanse yatim piatu, terkadang dari grup yang tidak bertalian. Dan pada kasus tertentu bahkan simpanse jantan menjaga anak simpanse di luar grup yang terlantar, namun dalam kebanyakan kasus mereka biasanya membunuh bayi tersebut.[rujukan?]Bukti untuk "Spiritualitas Simpanse" termasuk memperlihatkan berkabung, "cinta romantis pertama", "tari hujan", apresiasi terhadap keindahan alam seperti pemandangan matahari terbenam di pinggiran danau, keingintahuan dan rasa hormat terhadap mahluk liar (seperti python, yang bukan berupa ancaman maupun sumber makanan bagi simpanse), empati terhadap spesies lain (seperti memberi makan kura-kura) dan bahkan "animisme" atau "berpura-pura bermain" dimana simpanse menggendong dan mendadani batu atau tongkat kayu. [27]KomunikasiSimpanse berkomunikasi hampir sama dengan manusia berkomunikasi secara non-verbal, menggunakan vokalisasi, gestur tangan, dan ekspresi wajah. Penelitian pada otak simpanse mengungkapkan bahwa komunikasi pada simpanse mengaktifkan sebuah area pada otak simpanse yang berada pada posisi yang sama pada area Broca, pusat bahasa pada otak manusia. [28]Penelitian pada bahasa!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahasa kera besarProfil samping dari seekor simpanse.
llmuwan telah lama tertarik dengan penelitian pada bahasa, mempercayai bahwa ia kemampuan kognitif yang unik pada manusia. Untuk menguji hipotesis ini, ilmuwan telah mencoba mengajarkan bahasa manusia pada beberapa spesies kera besar. Percobaan pertama dilakukan oleh Allen dan Beatrix Gardner pada tahun 1960-an dengan menghabisan 51 bulan mengajarkan American Sign Language (ASL) kepada simpanse bernama Washoe. Gardners melaporkan bahwa Washoe mempelajari 151 isyarat, dan secara spontan juga mengajarkan pada simpanse lainnya. [29] Dalam waktu yang lebih lama, Washoe telah mempelajari lebih dari 800 isyarat. [30]Debat masih berlangsung antara para ilmuwan, yang terkenal yaitu antara Noam Chomsky dan David Premack, tentang kemampuan kera besar dalam mempelajari bahasa. Sejak laporan pertama tentang Washoe, sejumlah penelitian lain telah dilakukan dengan tingkat kesuksesan yang beragam, [31]termasuk satu ekor simpanse yang bernama, secara parodi, Nim Chimpsky, dilatih oleh Herbert Terrace di Columbia University. Walaupun laporan awalnya sedikit positif, pada bulan November 1979, Terrace dan teamnya mengevaluasi ulang kaset video dari Nim dengan pelatihnya, menganalisis mereka frame demi frame untuk setiap isyarat dan konteks (keadaan yang terjadi sebelum dan sesudah isyarat Nim). Dalam analisis ulang, Terrace menyimpulkan bahwa penyebutan oleh Nim dapat dijelaskan hanya sebagai dorongan dari yang melakukan eksperimen, dan juga kesalahan pada data laporan. "Kebanyakan perilaku kera adalah latihan murni," kata beliau. "Bahasa masih berdiri sebagai definisi penting pada spesies manusia." Dalam kekalahan ini, Terrace sekarang beralasan bahwa penggunaan ASL pada Nim tidak seperti pendekatan bahasa manusia. Nim tidak pernah memulai percakapan, jarang memperkenalkan kata-kata baru, dan secara sederhana hanya meniru apa yang manusia lakukan. Kalimat yang dikeluarkan Nim juga tidak berkembang, tidak seperti anak manusia yang perbendaharaan katanya dan panjang kalimatnya memperlihatkan korelasi positif yang kuat. [32]Hubungan secara evolusiFosilNeotenyStruktur sosialInteligensi

[sunting]

[sunting]

[sunting]

[sunting]

[sunting]

[sunting]

[sunting]

[sunting]

[sunting]

[sunting]

[sunting]

[sunting]

[sunting]

[sunting]


[sunting]Daya ingat

Penelitian selama 30 tahun di Primate Research InstituteUniversitas Kyoto, memperlihatkan bahwa simpanse mampu mengenali angka 1-9 dan nilainya. Simpanse lebih lanjut memperlihatkan kemampuan dalam daya ingat fotograpik, diperlihatkan dalam percobaan dimana campuran angka 1-9 diperlihatkan di layar komputer selama seperempat detik, dimana setelahnya simpanse,Ayumu, mampu secara benar dan cepat menunjukkan posisi dimana angka tersebut secara berurutan. Percobaan yang sama terkadang gagal bila dilakukan pada juara mengingat Ben Pridmore.[33]

[sunting]Tertawa pada kera

Young chimpanzees
Simpanse muda sedang bermain
Tertawa mungkin tidak terbatas atau unik hanya pada manusia. Perbedaan tertawa antara simpanse dan manusia mungkin hasil dari adaptasi yang telah berevolusi menyebabkan manusia dapat berbicara. Kesadaran terhadap diri sendiri seperti pada pengujian kaca, atau kemampuan untuk mengenali keadaan berbahaya pada mahluk lain (lihat mirror neurons), adalah prasyarat dari tertawa, sehingga binatang dapat tertawa dengan cara yang sama pada manusia.
Simpanse, gorila, dan orangutan memperlihatkan vokalisasi seperti tertawa saat merespon pada kontak fisik, seperti bergelut, bermain kejar-kejaran, atau gelitik. Hal ini didokumentasikan pada simpanse liar dan peliharaan. Tertawa pada Simpanse Biasa tidak mudah dikenali oleh manusia, karena ia dihasilkan dengan tarikan dan keluaran napas yang berbunyi hampir seperti bernapas dan terengah-engah. Ada keadaan dimana primata selain manusia dilaporkan mengekspresikan kegembiraan. Salah satu penelitian menganalisis dan merekam pola suara yang dihasilan oleh bayi manusia dan Bonobo saat digelitik. Ditemukan bahwa walaupun tawa Bonobo menggunakan frekuensi tinggi, tawa diikuti oleh pola yang sama pada bayi manusia dan memiliki ekspresi wajah yang sama. Manusia dan simpanse memiliki area gelitik yang sama pada badan, seperti ketiak dan pusar. Kegembiraan terhadap gelitikan pada simpanse tidak hilang dengan usia. [34]

0 komentar:

Posting Komentar