This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 12 Oktober 2019

Perilaku auditor & tahapan-tahapan kerja auditor teknologi (4KA06)


Nama : Ghani Pratama Iqbal Adli /13116012             Naufal Syofyan/ 15116358
             Dimas Adi P./ 12116022


PERILAKU AUDITOR DAN TAHAPAN-TAHAPAN KERJA AUDITOR TEKNOLOGI


Perilaku Auditor
Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentatati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau suatu organisasi. Hal ini hampir berlaku pada semua profesi, termasuk profesi sebagai auditor internal.Auditor internal merupakan salah satu profesi yang berkembang dan menyesuaikan dengan perubahan pada lingkungan organisasi atau perusahaan, dan aktivitas serta standar atau peraturan yang berlaku. Fungsi internal auditor juga mengalami perubahan yang signifikan, dari sebelumnya hanya difokuskan pada pemeriksaan keuangan dan akuntansi, pada saat ini internal auditor dituntut turut berperan dalam perbaikan kualitas operasi serta memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Dengan auditor internal mematuhi setiap norma-norma yang diterima secara umum dan mampu bekerja sesuai dengan kode etik profesi maka mewujudkan GCG (Good Corporate Governance), karena pada hakekatnya perilaku etis berisi tentang keharusan yang wajib dilaksanakan dan larangan yang harus dihindari sebagai penjabaran pelaksanaan prinsip-prinsip GCG (Good Corporate Governance) yaitu: Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas (Pertanggungjawaban), Independensi (Kemandirian), dan Fairness (Kewajaran).
Dilihat dari kode etik yang sudah ada perilaku etis auditor internal seharusnya mentaati kode etik tersebut, karena dengan mentaati kode etik secara tidak langsung auditor internal membuat pribadinya menjadi pribadi yang unggul dan mengetahui mana yang nantinya akan baik jika perilaku yang ia lakukan etis maupun tidak etisnya.
Sebagai auditor internal tentu tidak bisa dipisahkan dari pengambilan keputusan–keputusan penting. Pertimbangan utama dalam keputusanadalah etika, walaupun seringkalimelibatkan berbagai macam konflik kepentingan. Etika menggambarkan prinsip moral atau peraturan perilaku atau kelompok individu yang mereka akui. Etika berlaku ketika seseorang harus mengambil keputusan dari beberapa alternatif menyangkut prinsip moral. Perilaku etis ditentukan oleh masing-masing individu. Setiap orang menggunakan alasan moral untuk memutuskan apakah sesuatu etis atautidak. Etika adalah kode perilaku moral yang mewajibkan kita untuk tidak hanya mempertimbangkan diri sendiri tetapi juga orang lain.
Pengambilan keputusan oleh auditor dalam memberikan penilaian terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah keuangan, tentunya terkait erat dengan pemahaman auditor tentang nilai-nilai etika. Secara teoritis, baik buruknya pemahaman auditor tentang nilai-nilai etika berhubungan dengan keputusan etis yang diambil oleh auditor. Perilaku etis merupakan hal yang vital dari seorang auditor dalam fungsi audit. Etika mengarah pada suatu sistem atau kode perilaku yang didasarkan pada kewajiban-kewajiban moral, di mana kewajiban tersebut mengindikasikan bagaimana seharusnya kita berperilaku.
            Pemahaman mengenai nilai kewajaran, nilai keadilan dan nilai moral memiliki hubungan positif dan signifikan dengan keputusan auditor. Maka perilaku etis auditor internal akan  berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambilnya dan akan mempengaruhi kualitas dari laporan audit internalnya, yang seharusnya memberikan nilai tambah pada perusahaan namun jika auditor internalnya tidak berperilaku etis bisa saja laporan atas pekerjaan ang dilakukannya tidak memberikan nilai tambah pada perusahaan. Maka sebagai auditor internal haruslah menjunjung tinggi kode etik yang telah mereka pegang.

Tahapan-Tahapan Kerja Auditor Teknologi

Tahapan Audit Sistem Informasi
Tahapan audit menurut Gallegos. Dalam bukunya “Audit and Control of Information System” yang mencakup beberapa aktivitas yaitu perencanaan, pemeriksaan lapangan, pelaporan dan tindak lanjut. Berikut dibawah tahapan dari audit sistem informasi, adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan ini yang akan dilakukan adalah menentukan ruang lingkup (scope), objek yang akan diaudit, standard evaluasi dari hasil audit dan komunikasi dengan managen pada organisasi yang bersangkutan dengan menganalisa visi, misi, sasaran dan tujuan objek yang diteliti serta strategi, kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengolahan investigasi. Perencanaan meliputi beberapa aktivitas utama, yaitu:
  1. Penetapan ruang lingkup dan tujuan audit
  2. Pengorganisasian tim audit
  3. Pemahaman mengenai operasi bisnis klien
  4. Kaji ulang hasil audit sebelumnya
  5. Penyiapan program audit
2. Pemeriksaan Lapangan (Field Work)
Tahap ini yang akan dilakukan adalah pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan pihak-pihak yang terkait. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapan berbagai metode pengumpulan data yaitu: wawancara, quesioner ataupun melakukan survey ke lokasi penelitian.
3. Pelaporan (Reporting)
Audit Sistem Informasi – Setelah proses pengumpulan data, maka akan didapat data yang akan diproses untuk dihitung berdasarkan perhitungan maturity level. Pada tahap ini yang akan dilakukan memberikan informasi berupa hasil-hasil dari audit. Perhitungan maturity level dilakukan mengacu pada hasil wawancara, survey dan rekapitulasi hasil penyebaran quesioner. Berdasarkan hasil maturity level yang mencerminkan kinerja saat ini (current maturity level) dan kinerja standard atau ideal yang diharapkan akan menjadi acuan untuk selanjutnya dilakukan analisis kesenjangan (gap). Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kesenjangan (gap) serta mengetahui apa yang menyebabkan adanya gap tersebut.
4. Tindak Lanjut (Follow Up)
Tahap ini yang dilakukan adalah memberikan laporan hasil audit berupa rekomendasi tindakan perbaikan kepada pihak managemen objek yang diteliti, untuk selanjutnya wewenang perbaikan menjadi tanggung jawab managemen objek yang diteliti apakah akan diterapkan atau hanya menjadi acuhan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Menurut Weber (2001), tahapan-tahapan audit sistem informasi terdiri dari:
1. Investigasi dan Penyelidikan Awal
Merupakan tahapan pertama dalam audit bagi auditor eksternal yang berarti menyelidiki dari awal atau melanjutkan yang ada unutk menentukan apakah pemeriksaan tersebut dapat diterima, penempatan staf audit yang sesuai melaukan pengecekan informasi latar belakang klien, mengerti kewajiban utama dari klien dan mengidentifikasi area resiko.
2. Pengujian atas Control (Tests of Controls)
Tahap ini dimulai dengan pemfokusan pada pengendalian menegemen, apabila hasil yang ada tidak sesuai dengan harapan, maka pengendalian manegemen tidak berjalan sebagai mana mestinya. Apabila auditor menemukan kesalahan yang serius pada pengendalian manegemen, maka mereka akan mengemukakan opini atau mengambil keputusan dalam pengujian transaksi dan saldo untuk hasilnya.
3. Pengujian atas Transaksi (Tests of Transaction)
Pengujian yang termasuk adalah pengecekan jurnal yang masuk dari dokumen utama, menguji nilai kekayaan dan ketepatan komputasi. Komputer sangat berguna dalam pengujian ini dan auditor dapat mengunakan software audit yang umum untuk mengecek apakah pembayaran bunya dari bank telak dikalkulasi secara tepat.
4. Pengujian atas Keseimbangan atau Hasill Keseluruhan (Tests of Balances or Overall Results)
Auditor melakukan pengujian ini agar bukti penting dalam penilaian akhir kehilangan atau pencatatan yang keliru yang menyebabkan fungsi sistem informasi gagal dalam memelihara data secara keseluruhan dan mencapai sistem yang efekti dan efesien. Dengan kata lain, dalam tahap ini mementingkan pengamatan asset dan integritas data yang obyektif.
5. Penyelesaian Audit (Completion of The Audit)
Tahap terakhir ini, auditor eksternal melakukan beberapa pengujian tambahan untuk mengoleksi bukti untuk ditutup dengan memberikan pernyataan pendapat.

Jenis-Jenis Audit Sistem Informasi
Menurut Weber, R. (2001), ada beberapa jenis-jenis dalam audit sistem informasi, yaitu sebagai berikut:
1. Audit Secara Bersamaan (Concurrent Audit)
Auditor merupakan anggota dari tim pengembangan sistem, mereka membantu tim dalam meningkatkan kualitas dan pengembangan untuk sistem spesifikasi yang mereka bangun dan akan diimpilakasikan.
2. Audit Setelah Implementasi (Post Implementation Audit)
Audito membantu organisasi untuk belajar dari pengalaman pengembangan dari sistem aplikasi. Mereka mengevaluasi apakah sistem perlu dihentikan, dilanjutkan atau di modifikasi.
3. Audit Umum (General Audit)
Auditor mengevaluasi kontrol pengembangan sistem secara keseluruhan, memberi opini audit tentang pernyataan keungan ataupun tentang keefektifitasan dan keefisienan sistem.
Faktor-faktor yang mendorong pentingnya pengendalian dan audit sistem informasi menuru Ron Weber (2001), yaitu sebagai berikut:
  1. Mendeteksi agar komputer tidak dikelola secara kurang terarah, tidak ada visi, misi, perencanaan sistem informasi pimpinan tertinggi organisasi kurang peduli, tidak ada pelatihan dan pola karir personal yang baik dan sebagainya.
  2. Mendeteksi resio kehilangan data.
  3. Mendeteksi resiko pengambilan keputusan yang salah akibat informasi hasil proses sistem komputerisasi yang salah atau tidak lengkap.
  4. Menjaga asset perusahaan karena nilai hadrware, sofrware dan personil yang lazimnya tinggi.
  5. Mendeteksi error komputer.
  6. Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer.

Tujuan Audit Sistem Informasi

Tujuan dari audit sistem informasi bisa dibagi menjadi dua kelompok utama, antara lain:

1. Conformance (kesesuaian)

Kelompok audit sistem informasi ini bertujuan adalah fokus untuk memperoleh kesimpulan dari aspek kesesuaian yaitu Kerahasiaan (Confidentiality), Integritas (integrity), Ketersediaan (Availability) dan Kepatuhan (Compliance)

2. Performance

Kinerja, kelompok tujuan audit sistem informasi ini berfokus pada memperoleh kesimpulan terhadap aspek kinerja yaitu Efektifitas (Effectiveness), Efisiensi (Efficiency), dan Kehandalah (Realibility).
Secara umum Tujuan dari Audit Sistem Informasi adalah:
  • Untuk memeriksa kecukupan pengendalian lingkungan, keamanan fisik, keamanan logikal dan juga keamanan operasi sistem informasi yang dibuat untuk menjadi pelindung perangkat keras, perangkat lunak dan data pada akses yang tidak sah, kecelakaan atau perubahan yang tidak dikehendaki.
  • Untuk memastikan, sistem informasi benar-benar sesuai dengan keperluan menjadikan bisa membantu organisasi untuk meraih tujuan strategis.
Ron Weber (1999:11-13) menyatakan bahwa tujuan audit sistem informasi adalah:
  • Pengamanan Aset
    Aset informasi pada perusahaan seperti perangkat keras, perangkat lunak dan sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh sistem pengendalian intern yang baik supaya tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan.
  • Menjaga Integritas Data
    Integritas data adalah salah satu konsep dasar sistem informasi. Data mempunyai atribut tertentu seperti kelengkapan, kebenaran dan keakuratan. Jika integritas data tidak dijaga, maka suatu perusahaan tidak akan mempunyai hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan dapat mengalami kerugian.
  • Efektifitas Sistem
    Efektifitas sistem informasi perusahaan mempunyai peran penting dalam proses diambilnya keputusan. Suatu sistem informasi bisa disebut efisien jika sistem informasi tersebut dapat memenuhi keperluan pengguna atau user dengan sumber daya informasi yang minimal.
  • Efisiensi Sistem
    Suatu sistem bisa disebut efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan daya informasi yang minimal.
  • Ekonomis
    Ekonomis menunjukkan kalkulasi untuk rugi ekonomi yang sifatnya kuantifikasi nilai moneter atau uang. Ekonomis bersifat pertimbangan ekonomi.

Jenis-Jenis Audit Sitem Informasi

Ada beberapa jenis atau tipe dari audit sistem informasi, antara lain adalah:

Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan (Financial Statement Audit) merupakan audit yang dijalnkan untuk mencari tahu tingkat kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Apabila sistem akuntasi organisasi yang diaudit adalah sistem akuntasi berbasis komputer maka audit dilaksanakan pada sistem informasi akuntansi, apakah prosss atau mekanisme sistem dan program komputer sudah selsai, pengendalian umum sistem memadai dan data yang telah substansif.

Audit Operasional

Ada tiga jenis audit operasional (Operational Audit), antara lain:
  • Post Implementation Audit
    Pelaksanaan post implementasi audit atau audi setelah implementasi ini dijalnakan oleh auditor dengan penerapan, pengalamannya dalam pengembangan sistem aplikasi, sehingga auditor dapat mengevaluasi apakah sistem yang diimplementasikan harus dimutakhirkan atau diperbaiki atau bahkan dihentikan apabila sudah tidak sesuai dengan keperluan atua mengandung kesalahan
  • Conccurrent Audit (Audit Bersama)
    Audit menjadi tim pengembang sistem, auditor membantu tim untuk melakukan peningkatan kualitas dikembangkannya sistem yang dibangun oleh analisis, desingner dan programmer dan akan diterapkan.
  • Concurrent Audits (Audit Secara Bersama-sama)
    Auditor melakukan evaluasi kinerja unit fungsional atau fungsi sistem informasi apakah telah dikelola dengan baik, apakah kontrol berkembangnya sistem secara menyeluruh sudah dijalankan dengan baik, apakah sistem kompute rsudah dikelola dan dioperasikan dengan baik.
Dalam melakukan audit sistem komputerisasi yang ada, dilaksanakan dengan menyeluruh, pada saat menjalankan pengujian, dimanfaatkan bukti menarik kesimpulan dan memberikan rekomentasi terhadap manajemen tentang hal yang berkaitan dengan efektititas, efisiensi dan ekonomisnya sistem.

Rabu, 10 Juli 2019

STORYBOARD


Sabtu, 22 Juni 2019

SAP: Sistem Basis Data 2


Rabu, 12 Juni 2019

Tugas Animasi Stop Motion


Rabu, 17 April 2019

Tugas Peng. Animasi & Desain Grafis # (softskill)

Tugas membuat animasi 2D menggunakan adobe flash CS6



hasilnyaa